Sidak Oleh Mentan Dan Bulog di Pasar PD Kramat Jati Dan Pasar Beras Induk Cipinang

109
0

MediaSuaraMabes, Jakarta – Amran Sulaiman Menteri Pertanian didampingi Budi Waseso Direktur Utama Perum Bulog melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Kramat Jati dan Pasar Beras Induk Cipinang (PBIC), Jakarta Jumat (14/9) pagi. Sidak tersebut dilakukan untuk memantau stok dan harga beras di pasar induk dan pasar eceran.

“Kami melakukan pantauan langsung di pasar Jakarta bahwa pasokan masih aman. Di Pasar Beras Induk Cipinang, stok kemarin 47 ribu ton. Ini dua kali lipat dari normal,”ungkap Amran.

Selain memantau stok beras di pasar Kramat Jati, Menteri Amran juga memonitor perkembangan harga beras. Ditemui bahwa harga beras terendah Rp 8.200 per kilogram. Berdasarkan pantauan tersebut, Amran memastikan harga beras masih normal.

“Kalau dulu harga naik karena produksi dan stok kurang. Tapi sekarang Gudang Bulog penuh. Stok beras di PBIC juga melimpah,”ujarnya.

Untuk memastikan harga beras tetap stabil, Amran menyampaikan bahwa pemerintah akan melakukan empat langkah strategis. Pertama, memasifkan operasi pasar oleh Bulog di seluruh Indonesia. Kedua, menurunkan harga operasi pasar dari Rp 8.750 menjadi Rp 8.200 – 8.500. Ketiga, memotong rantai pasok beras melalui langkah Bulog mengirim langsung ke pasar. Keempat, operasi pasar langsung dilakukan di kampung dan wilayah-wilayah terpencil.

Lebih lanjut, Amran menyebutkan bahwa kondisi produksi padi di musim kemarau saat ini jauh berbeda dengan musim kemarau tahun-tahun sebelumnya. Kementerian Pertanian (Kementan) mengembangkan berbagai teknologi yang memungkinkan petani tetap produktif di musim kemarau.

“Kami harus yakinkan produksi di musim kemarau tetap berjalan dengan baik. Paradigma lama memang menyebutkan di musim kemarau produksi berkurang. Sekarang sudah ada paradigma baru bahwa dengan teknologi baru, kita bisa meningkatkan tanam di musim kemarau hingga dua kali lipat. Sebelumnya hanya 500 ribu hektare, sekarang bisa meningkat menjadi 1 juta hektare,” tutur Amran.

Untuk tetap menjaga petani tetap produktif di musim kemarau, Kementan bersinergi dengan kementerian/lembaga lain untuk membangun infrastruktur pengairan. Bersama Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Kementan memfasilitasi pembangunan embung, irigasi, dan sumur.

“Kami juga telah mengirimkan puluhan ribu bantuan pompa air ke seluruh wilayah Indonesia,”tandas Amran.

Pada kesempatan yang sama, Budi Waseso menyampaikan baik kondisi stok beras di Bulog maupun pasar menunjukkan bahwa pasokan beras melimpah.

“Saat ini Bulog memiliki stok hingga 2,4 juta ton. Padahal riilnya, gudang kami hanya bisa menampung 2,2 juta ton. Untuk itu, sampai hari ini kami harus menyewa gudang. Kita bahkan meminjam gudang milik TNI AU,” terangnya.

Kondisi stok Bulog yang melimpah selaras dengan kondisi stok beras di pasaran. Menurut Budi, Bulog diperintahkan pemerintah untuk memasok beras ke pasar dengan target 15 ribu ton per hari.

“Tapi kenyataannya, beras kami di pasar hanya terserap kurang dari seribu ton setiap harinya. Pedagang menyebutkan bahwa stok beras mereka masih mencukupi,”paparnya.

Berdasarkan hal tersebut, Budi menilai saat ini beras impor belum dibutuhkan. Budi mengkhawatirkan Bulog akan sulit mencari gudang untuk menampung beras impor yang masuk. Berdasarkan data Bulog, dirinya menilai impor beras perlu dilakukan hingga akhir tahun.

“Bahkan bisa jadi tahun depan kita malah ekspor,”ujarnya.

Kondisi stok beras di pasar yang mencukupi juga dibenarkan oleh Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi. Bahkan hingga hari ini, beras impor belum masuk ke PBIC. “Beras yang beredar di PIBC masih beras lokal yang berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Selain itu, PBIC juga mulai mengambil beras dari Sulawesi Selatan,” tuturnya.

Arief menuturkan bahwa stok beras di PBIC masih aman. Stok yang ada di seluruh PBIC hingga saat ini di atas 47 ribu ton.

“Hal ini berarti stok sangat stabil karena stok aman ada di kisaran 25 ribu hingga 35 ribu ton,” ungkap Arief.

(Indra Wakaperwil DKI Jakarta)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here