MSM TV, Bukittinggi Sumbar – Kapolresta Bukittinggi, Sumatera Barat bersama jajaran langsung menjenguk korban kecelakaan Bus ALS jurusan Medan-Jakarta yang dirawat di Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) setelah sebelumnya memimpin personel dalam proses evakuasi di Malalak pada Senin (15/4) malam.
Kapolresta Kombespol Yessi Kurniati menyebut ada delapan orang yang dilarikan ke RSAM dari lebih 40 korban kecelakaan Bus ALS yang terjadi di jalan lintas Bukittinggi-Medan di jalur Malalak, Kabupaten Agam.
“Ada delapan korban dengan dua luka berat, kami bantu proses komunikasi dengan pihak keluarga yang mayoritas berasal dari Sumatera Utara. Jumlah pasti keseluruhan korban masih didata karena diketahui banyak yang naik bus di tengah jalan,” kata Kombespol Yessi.
Dari delapan korban itu, terdapat dua orang merupakan suami istri dan dua orang bersaudara yang turut menjadi korban.
“Bus diduga hilang kendali karena kondisi jalan yang menurun dengan tikungan tajam dan memang diarahkan melewati Malalak dalam status system one way atau jalur satu arah,” kata Yessi.
Kapolresta menegaskan belum diberikan penetapan tersangka kepada sopir karena hingga saat ini kepolisian masih melakukan penyelidikan secara mendalam.
“Kami masih melakukan pencarian ke sopir utamanya karena seluruh korban tersebar di beberapa rumah sakit. Dilakukan pemeriksaan kepada saksi-saksi nantinya, sementara sopir cadangan belum bisa memberikan keterangan mendalam,” kata Kapolresta.
Terkait kecelakaan yang terjadi saat diberlakukannya sistem jalur satu arah (one way), Kapolresta mengakui akan kembali melakukan komunikasi dan diskusi analisis bersama pihak berkepentingan lain di Sumbar.
“Dengan kejadian ini, akan didiskusikan dan evaluasi bersama dengan stakeholder atau pemangku kepentingan lainnya,” kata Yessi.
Personel Polresta Bukittinggi hingga Selasa (16/4) dini hari masih melakukan upaya evakuasi melalui alat berat terhadap bus yang terguling di badan jalan.
Sementara itu, sopir cadangan Bus ALS yang mengalami kecelakaan, Johni mengakui ia dan sopir utama bersama dua kenek baru pertama kali melewati jalur Malalak.
“Karena diarahkan petugas, kami belum pernah lewat Malalak. Rutenya susah dan kemungkinan ada masalah pengereman di bus. Saat kejadian saya sedang tidur dan langsung bangun serta sempat menggendong seorang anak keluar bus,” kata Johni.