Wabub Dan Yayasan Bale Budaya Bambu Bahas Pengembangan Restorasi Ekositem Dan Ekonomi Bambu

4
0

MediaSuaraMabes, Sukabumi – Pemerintah Kabupaten Sukabumi tengah mempersiapkan langkah strategis dalam mengembangkan ekonomi hijau melalui restorasi ekosistem dan penguatan ekonomi bambu. Langkah ini mengemuka dalam audiensi antara Wakil Bupati Sukabumi H Andreas dan Yayasan Bale Budaya Bambu di Ruang Rapat Sekretariat Daerah, Kamis (19/6/2025).

Wakil Bupati Sukabumi, H Andreas mengatakan, pentingnya perencanaan wilayah tanam dan pemanfaatan bambu sebagai komoditas strategis jangka panjang. Sebagaimana diketahui, Kabupaten Sukabumi merupakan kabupaten terluas kedua di Pulau Jawa dan Bali setelah Kabupaten Banyuwangi, sehingga butuh kajian mendalam mengenai wilayah konsentrasi tanam.

“Penentuan lokasi yang tepat untuk budidaya bambu sangat krusial,” terangnya.

Menurutnya, restorasi ekosistem bambu tidak hanya menyentuh aspek lingkungan seperti rehabilitasi bantaran sungai dan penahan longsor, tetapi juga menyasar nilai tambah ekonomi bagi masyarakat.

“Durasi panen bambu memang lama, bisa lima tahun. Tapi kalau tidak dimulai hari ini, kapan lagi? Kita butuh kebijakan jangka panjang yang konsisten,” ucapnya.

Wabup menyebutkan, pentingnya integrasi sistem antara pembibitan, pelatihan, produksi, dan pemasaran. Kendati begitu semuanya harus satu pintu melalui instansi kedinasan yang ditunjuk.

“Intinya pemerintah daerah kabupaten sukabumi Kami mendukung dengan adanya kerjasama ini. Kami siap jika ini memberi manfaat ekonomi masyarakat. Apalagi lahan kita mumpuni dan potensi bambu di Sukabumi sangat besar,” tandasnya

Sekretaris Yayasan Bale Budaya Bambu, Dudi Darma Bakti, menyatakan potensi Sukabumi yang secara geografis cocok untuk ekosistem bambu. Pihaknya, ingin membangun pusat pelatihan, fasilitas produksi, dan sistem promosi bambu di Kabupaten Sukabumi.

“Bahkan kami siap membeli hasil produksi masyarakat melalui skema PO bulanan,” ungkapnya

Dudi juga menyampaikan pengalamannya saat ditantang oleh pemerintah Prancis untuk memamerkan produk bambu Indonesia di Eropa. Bahkan pihaknya ingin warga lokal dilatih jadi ahli dengan sertifikat legal dalam produksinya.

“Tidak cukup disitu, Bahkan kami bantu pasarkan untuk bahan bakunya. Ini bukan proyek sekali lewat, tapi berkelanjutan,” paparnya.

Dudi menambahkan, Jawa Barat termasuk Sukabumi, diketahui memiliki kurang lebih 60 jenis bambu dengan karakteristik beragam. Potensi ini bisa dikembangkan di setiap desa dan kecamatan.

“Kami ingin restorasi bambu bukan hanya di satu titik, tapi menyebar. Ini bukan hanya soal bambu, tapi tentang masa depan ekonomi hijau Indonesia,” tutupnya.

Reporter :Rio Julianto