MediaSuaraMabes, Sorong – Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam) menggelar forum peningkatan literasi keamanan digital di Kota Sorong, Papua Barat Daya, Rabu (20/8/2025). Forum ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk memperkuat ketahanan siber di wilayah timur Indonesia.
Forum ini dihadiri oleh 300 peserta yang terdiri dari perwakilan ASN, TNI, Polri, serta pelajar dan mahasiswa. Narasumber yang dihadirkan antara lain berasal dari BSSN dan Kementerian Komunikasi dan Digital.
Asisten Deputi Koordinasi Telekomunikasi dan Informatika Kemenko Polkam, Marsma TNI Agus Pandu Purnama, menyatakan bahwa medan pertahanan bangsa kini tidak lagi terbatas pada darat, laut, dan udara. Menurutnya, ada satu ranah strategis yang kini menjadi garis depan yang baru.
“Ruang siber, di dunia tanpa batas ini, ancaman bisa datang tanpa tanda dari lokasi yang tak kasat mata, dengan dampak yang dapat meruntuhkan sendi kehidupan berbangsa,” ujar Marsma Pandu.
Ia menambahkan, di wilayah strategis seperti Papua Barat Daya, konektivitas internet membuka jalan bagi percepatan pembangunan. Namun, di balik peluang itu, ancaman penyebaran hoaks, radikalisme, dan pencurian data juga dapat menyusup dengan cepat.
“Forum ini adalah manifestasi dari komitmen kita bersama bahwa keamanan siber tidak bisa dibebankan hanya pada satu instansi, ini adalah tanggung jawab kolektif,” lanjutnya.
Marsma Pandu menjelaskan bahwa Kemenko Polkam hadir sebagai dirigen yang memastikan setiap kementerian dan lembaga, termasuk pemerintah daerah, aparat keamanan, dunia pendidikan, dan komunitas masyarakat, berjalan dalam irama yang sama. “Yaitu melindungi dan memperkuat benteng digital NKRI,” tuturnya.
Ia juga menegaskan bahwa semuanya warga negara, mulai dari ASN, TNI, Polri, para pelajar, dan mahasiswa adalah prajurit di medan siber. Setiap klik, setiap share, setiap keputusan di dunia maya adalah bagian dari strategi pertahanan. Sehingga menurutnya, literasi keamanan siber adalah senjata, kesadaran digital adalah tameng, dan etika digital adalah kompas moral.
Pandu menambahkan bahwa Papua Barat Daya memiliki peran istimewa sebagai garda terdepan NKRI. Wilayah ini adalah benteng yang menjaga wajah Indonesia di mata dunia. Jika benteng ini kokoh, maka gelombang ancaman digital akan pecah di garis pertahanan. Namun jika rapuh, maka ancaman ini akan masuk dan menggerogoti keutuhan bangsa dari dalam.
“Karena itu, membangun ketahanan siber di Papua Barat Daya sama pentingnya dengan menjaga kedaulatan wilayah dan harga diri bangsa,” kata Marsma Pandu.
Ia mengatakan, forum ini bukan hanya untuk menambah pengetahuan, tetapi juga untuk menjalin kolaborasi. “Kami ingin kita semua pulang dari forum ini bukan hanya membawa catatan, tetapi membawa tekad untuk mengubah cara kita berinteraksi di dunia maya; lebih cerdas, lebih waspada, dan tentunya lebih bertanggung jawab,” tutupnya. (**Red)